Selasa, 23 Desember 2014

Akan Kukunci dalam Kotak Kenangan



Hidup mengajarkanku banyak hal, mendewasakanku dengan berbagai masalah dan membuatku lebih bijak dalam berbagai hal, termasuk menyikapi masa lalu.
Aku belajar bahwa beberapa orang hanya ditakdirkan datang sejenak untuk memberi kita kenangan. Beberapa hanya datang untuk memberi kita pelajaran. Beberapa hanya ditakdirkan untuk lewat tanpa meninggalkan kenangan, jejak atau apapun, tidak istimewa, mudah terlupakan.

Namun, sealalu ada beberapa yang meninggalkan jejak, tanpa kaki yang jelas dalam jalan yang pernah kita lalui. Tapak kaki yang tetap ada, meski telah ditiup angin kenangan, dihujani penolakan dan ditutupi oleh rumput keputusasaan.
Orang – orang yang meninggalkan jejak demikian, sulit dilupakan, karena mereka pernah jadi sesuatu yang berharga bagi kita.
*****
Kamu, adalah salah satu orang itu. Entah bagaimana terlalu banyak hal – hal yang mengesankan dan susah dilupakan darimu. Semua benda pemberianmu masih kusimpan. Tidak mengerti kenapa aku menyimpannya, toh sejak kejadian itu aku sudah jarang bertemu denganmu... Entah bagaimana, benda – benda itu selalu tersimpan dengan aman. Bantal love pink kado pertama darimu itu sekarang bahkan masih menemaniku setiap tidur.
*****
Sedang apa kamu sekarang?
Bagaimana kabarmu?
Apa kamu masih dengannya?
Pertanyaan – pertanyaan itu timbul silih berganti kadang – kadang.
Untunglah, sekarang hatiku sudah tidak terlalu perih melihatmu dengannya. Mungkin karena aku sibuk dengan berbagai kegiatan kuliah. Atau mungkin juga aku berlagak tidak peduli. Yaaa mungkin...

Kadang aku bertanya, apakah kamu masih ingat tentangku? Tentang obrolan kita? Karena aku tidak melupakannya, dan aku ingat semua detail tentang kita. Terkadang terbesit juga, apakah kau masih menyimpan sedikit rasa padaku? Seperti aku menyayangimu dulu.
Apakah kamu tahu bahwa sekarang pun aku masih punya keinginan untuk bertemu denganmu?
*****
Beberapa pertanyaan mungkin  hanya belum menemukan jawabannya. Di saat jawaban belum ditunjukkan, kita harus bertaruh, mencoba membuat putusan paling tepat.
Dan pertaruhan inilah yang kubuat, aku memutuskan bahwa kamu mungkin tidak ditakdirkan untuk tinggal di hidupku. Melainkan hanya singgah sebentar, memberiku kenangan yang manis tentang kita.
Aku tidak tahu, apakah pertaruhan ini akan benar atau salah pada akhirnya. Yang ku tahu, sekali lagi kamu bersama orang lain.
Mungkin sudah saatnya aku mencoba membuka lagi kastil yang masih ada dalam hati.
Kastil yang masih belum kuhancurkan. Masih kuhidupi perapiannya mumgkin aku hanya perlu mengganti tahtanya, bukan meruntuhkan kastilnya... sehingga ia tidak lagi milikmu..

Mungkin segala tentangmu perlu aku masukkan dalam kotak harta di bawah tanah. Karena aku tidak ingin melupakanmu, hanya perlu kukunci dalam kotak. Agar kalo aku rindu kenangan manis itu, aku bisa melihatnya lagi. Agar aku bisa melanjutkan hidup. Maka kukunci dalam kotak.

Sabtu, 13 Desember 2014

Teruntuk Pria Pecinta Kopi ☕

Pria pecinta kopi yang hampir setiap harinya selalu menikmati cita rasa kopi ini, tak peduli mau pagi siang atau pun malam selalu ingin menikmati secangkir kopinya. Dia bilang dia sudah kecanduan atau bisa dibilang coffee addect. Pria pecinta kopi ini aku kenal sejak 4 tahun lalu..

Setelah kelulusan kami memang sudah jarang bertemu. Entah perasaan apa yang aku rasakan setelah aku putus. Saat itu dia selalu ada untukku, dia selalu perhatian denganku, dia selalu membuatku melayang saat chat bbm nya aku baca hahaa. Dan semakin hari semakin dekat aku dengannya. Dia sosok yang bisa membuatku nyaman saat itu. Kita tak ada status yang spesial hanya seorang teman. Tapi... Aku serasa jatuh cinta pada seseorang yang hanya mampu aku gapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang aku sanggup menikmati bayangannya dan tidak akan pernah bisa aku miliki, seseorang yang hadir bagai bintang jatuh, sekelebatan kemudian menghilang. Sebelum tangan ini sanggup mengejar, seseorang yang hanya bisa aku kirimi isyarat sehalus udara, langit, awan atau hujaaan..

Aku sadar, mungkin karena jarak yang cukup jauh dia hadir sebagai pelangi. Yang memberikan keindahan warnanya saat mendung hitam dan air hujan bersatu menyerangku. Dia hanya berbaik hati memberikan aku kesenangan, mungkin dia juga gak mau kalo aku bersedih disaat masih banyak cara untuk bisa menikmati hidup. Mungkin dia punya rasa padaku.. mungkin juga dia takut buat ngejalanin hubungan bersamaku, karna jarak kota kita memang jauh. Iyaa.. semuanya itu hanya mungkin dan tak akan terjadi :)
Aku tak mau terus - terusan memaksakan perasaan, kasian nanti hatiku lelah. Mungkin hanya sebagai teman saja dan itu cara terbaik menikmati kesenangan bersamanya.