Sabtu, 17 Januari 2015

Celotehan Dini Hari

Cinta...
Dulu aku tak mengerti apa-apa tentang apa itu cinta?
Aku hanya sering mengagumi, tanpa tau rasanya jatuh cinta
Sampe akhirnya ada seorang laki-laki yang mengenalkanku tentang apa itu cinta
Seseorang yang sudah lama masuk dikehidupanku
Lelaki itu dulu sangat nyata, dialah "Cinta Pertamaku"
Pria yang aku anggap berbeda dengan pria yang lain
Dia selalu membuatku kagum akan sosoknya
Dan entah sihir apa yang membuatku merasakan yang namanya jatuh cinta
*****
1, 2, 3, 4, 5 tahun dan gak kerasa aku bisa selama itu..
Dengan waktu selama itu hingga membuatku yakin dia memang lelaki yang berbeda dimataku
Selama itu dia selalu membuatku bisa tersenyum saat berada didekatnya
Tapi apa dia pernah bertanya berapa kali aku pernah meneteskan air mata buat dia? Enggak..
Jujur baru pertama kalinya saat itu aku menangis karna laki-laki
Tapi aku tak pernah menyalahkan dia kenapa aku menangisinya, sama sekali enggak..
*****
Hingga akhirnya aku benar-benar menangis dengan luka yang teramat dalam
Luka yang meninggalkan bekas dan sangat menyesakkan
Sampe presepsi tentang lelakiku itu salah
Dan kekecewaan itu tumbuh, tapi aku sama sekali tak bisa untuk membencinya -_-
2014 semuanya berakhir
Pernahkah dia tau dikesibukan yang aku lakukan ada sesuatu yang aku sembuyikan?
Yaaa.. Aku perlahan berusahan melupakan bayanyannya dari pikiranku
Aku harus bisa berpikir dewasa dan terima kenyataan
Memang itu sulit, tapi beberapa kali hal itu berhasil
***
Tapi sialnya beberapa kali juga bayangannya yang mendominasi otakku
Kata orang rasa cinta tidak mudah dihapuskan, apalagi cinta pertama
Hal ini memang menyesakkan apabila aku semakin berusaha mengatasinya
Apalagi saat bayangannya tiba-tiba kembali membuka memori, bahkan sering menghantui mimpi-mimpi
Rindu? Menangis? Berasa tertekan, sakit hati, dan kecewa?
Ingin rasanya menghilangkan rasa kesal yang tiada guna dan kekecewaan tanpa makna
Memang mudah diucapkan, tapi bagaimana kalo bayangan itu masih mendominasi?
***
Aku tak bermaksud naif, tidak membalas budi, tidak berterimakasih.
Secara logikanya kebaikan seseorang memang perlu dikenang
Namun tujuanku melupakan kebaikannya supaya aku tidak dipermainkan oleh bayangan wajahnya
Walaupun lelaki itu pernah memberikan nasihat berharga, kenangan, dan barang-barang yang sering diartikan sebagai tanda cinta dan setia
Dan pada saat perpisahan terjadi aku anggap pemberian itu sebagai tanda pertemanan ^^
Semua masih tersimpan dan tertata rapi
Seperti janjiku dulu semua gak akan aku buang atau bakar, aku menghargai pemberiannya
Karna memang aku gak pengen ada kata musuhan setelah ada perpisahan
Dan jika lelaki itu masih ingat aku pernah bilang "dari teman menjadi teman", itu cukup membuat kita dewasa :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar