Rabu, 20 Januari 2016

Pengalaman Jadi Manager Team Futsal


      Awal cerita dimulai saat aku mendapatkan tawaran sebagai manager sebuah team futsal. Yang dari pertama aku gatau pasti tugas dari seorang manager futsal itu seperti apa? Bahkan pengetahuan tentang futsal pun aku nol besar, hanya sekedar suka nonton tapi seperti gatau apa-apa soal futsal. Sontak yang ada dipikiranku, APA? Berarti aku harus nyiapin taktik buat para pemain dong? mampus... mana ngerti -_- lantas, aku coba tanya sama mantan manager yang sebelumnya, "aku harus ngapain sih mbak?" dia bilang, "kamu cukup nyemangatin mereka aja dek, sama ngatur jadwal latihan aja." Oooh, jadi cuma itu yang mereka butuhin.. Sebagai manajer yang baik, i'll do.
Karna menurutku tawaran itu sebuah kepercayaan yang diberikan kepadaku jadi aku dengan alasanku sendiri menerima tawaran tersebut. Awal ketemu sama anak-anak futsal cukup canggung tapi lama kelamaan sering kena bully sama anak-anak. Tiap malam seminggu 2 kali aku sering dateng buat nemenin mereka latihan, itu termasuk tugas pertamaku sebagai manager mereka termasuk buat mengatur jadwal latihan dan ngurusin lapangan buat mereka latihan. Super team yang solid tentu dibangun melalui management yang baik. Disini manager berperan untuk melakukan tugas tersebut. Seorang manager harus mampu mengelola tim dengan baik, tak hanya mengatur jadwal latihan namun ia pun perlu mengagendakan kegiatan-kegiatan yang sifatnya mengakbrabkan pemain.
Tugasku yang benar-benar dikatakan sebagai seorang manager pada saat ada kompetisi di kampusku “Olimpiade Brawijaya” disitu aku benar-benar disibukin sama latihan meraka dan ngurusin pendaftaran untuk mengikuti pertandingan futsal antar fakultas. Pada hari H kita mendapatkan jadwal pertandingan yang waktunya bersamaan, dan disitu kami kebingungan ngatur pembagianmya jadwal team A dan team B secara dalam 1 team hanya ada 1 pelatih, akhirnya kita pakek asisten pelatih buat ngasih pengarahan team B. Tak disangka – sangka team B bisa lolos sampe ke babak final, itu pencapaian yang sangat luar biasa karna seumur umur fakultas peternakan belum pernah masuk final pada saat OB. Meskipun kita gak bisa jadi juara 1, tapi bisa jadi juara 2 ^.^ 
Ini setelah perbutan juara 1, 2 :)

FAPET vs FPIK

Dokumentasi 1st runner up
Aku merasa pencapaianku jadi manager yang dirasa masih awam sudah berhasil karna team yang aku yang aku megang bisa membawa nama baik fakultas peternakan. Sebenarnya bukan karena seorang manager saja tapi karna kerja keras mereka dan pelatih yang memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk sebuah tim futsal. Selain mengajarkan hal yang berkaitan dengan teknik futsal, pelatih harus juga mampu membangun mental juara pada tim yang dipimpinnya. Ujung tombak dari sebuah tim futsal yang bisa diberi predikat super team adalah pemain. Pemain yang hebat adalah pemain yang dapat berkontribusi maksimal untuk timnya. Pemain yang hebat tidak mementingkan ego pribadi. Pemain hebat tapi lebih berfokus pada tujuan bersama. Mendapat pemain bagus itu mudah, yang susah adalah membuat mereka bermain (bagus) bersama.
            Yang kedua ini pengalaman yang paling besar saat menjadi manager team futsal. Baru akhir bulan Desember kemaren kami mengikuti kompetisi tahunan yang diadakan fakultas peternakan se-indonesia, saat itu yang menjadi tuan rumah fakultas peternakan di Institut Pertanian Bogor (yang sebelumnya Universitas Brawijaya yang menjadi tuan rumah kejuaraan nasional futsal fapet se-indonesia). Jatuh bangun dirasakan pada saat akan berangkat ke Bogor, kami kesulitan mendapatkan dana untuk berangkat karna memang acaranya tepat di akhir tahun, sementara dekanat dan rektorat sudah mulai tutup buku. Pengorbanan benar-benar dirasakan pelatih, manager dan semua pemain yang berangkat mulai dengan usaha mandiri dari jualan stiker, ngirim proposal kesana-kemari, sampe dapet bantuan dari dosen dan akhirnya bisa diusahain dapet dana dari dekenat *Alhamdulillah*. Kami berangkat ke Bogor tanggal 16 Desember 2015 jam 17.00 naik kereta ke Jakarta dilanjut KRL ke Bogornya. Kami berangkat 12 orang, aku cewek sendiri dari 12 orang itu.  Kata anak-anak baru kali ini manager futsal cewek ikut ketempat yang jauh hahaa. 
Pertandingan berlangsung selama 3 hari dari tanggal 18-20 Desember 2015. Tibalah hari H nya team UB tanding.. semua team keliatan jago-jago. Tapi,  lagi - lagi sebagai manager yang baik, aku ngatur jadwal tidur, makan, maen dan menyemangati mereka. Gak penting lawan, yang penting nyali! dan saat tanding, aku melakukan apa yang mereka minta.. Tapi sayang team UB belum bisa membawa pulang piala bergilirnya ke Malang hanya sampe babak penyisihan di hari terakhir pertandingan, sedih rasanya. Para pemain sedikit kecewa sama wasit yang memimpin pertandingan itu, karna memang dinilai tidak fair tapi apa boleh buat mungkin bukan rezekinya -.-. Tapi yaaa dengan bijaksana aku harus meyakinkan mereka bahwa “Kalah dan menang dalam pertandingan itu wajar, yang penting pengalamannya. Jadikan pertandingan ini sebagai cambuk hukuman apabila ada  ketidakseriusan kalian ketika berlatih. Intinya tetap jadilah diri kalian sendiri dan nikmatilah saat kalian berada dilapangan”.  Meskipun kalah tapi senyum pun masih terulas dari wajah kita.
Di stasiun kota baru malang, sebelum berangkat

Kontingen Fapet UB saat diperjalan ke Jakarta :)
Didepan Fakultas Peternakan IPB

Pelatih, Manager, Pemain dan LO dari IPB :) 
Kebersamaan di Kota Tua Jakarta
Terimakasih super team atas kepercayaannya selama ini, menjadikan aku sebagai manager dari team futsal yang diberi nama “BOER”.. Aku bangga menjadi salah satu anggota dari kalian, yaaahh walaupun di Kejuaraan Nasional Futsal Fapet se-Indonesia kita gagal bawa pulang piala bergilirnya -_-. OB dan Kejurnas, itu 2 kompetisi futsal yang paling besar selama aku menjadi manager dari boer :)
Pesanku dari pengalaman menjadi manager futsal "Kemenangan itu adalah bonus dari kerja keras yang kita lakukan. Saat bermain kalian harus mampu menikmati permainan. Tim futsal yang memiliki mental juara tidak kalah sebelum berperang, berjuang sampai akhir pertandingan, dan cepat bangkit ketika mengalami kekalahan."

Sabtu, 16 Januari 2016

Bukan Mountain Addict


  Ketika itu orang sedang lelap-lelapnya tidur bahkan sedang mimpi indah, dan aku berjalan setapak demi setapak melawan gelap dan dinginnya udara malam. Letih capek tetapi semua terbayar ketika kakiku sampe ditujuanku.

Yaaaaahh.. Itulah atap tertinggi ciptaan yang maha kuasa. Subbahanallah nikmat-Mu begitu luar biasa, begitulah caraku bersyukur dan caraku menikmati hidup. Mungkin aku memang bukan seperti backpaker sejati, bukan juga mountain addict, aku hanya merasa senang saja bisa menikmati indahnya kuasa Tuhan. Entah ada kepuasan tersendiri ketika aku berhasil menginjakkan kakiku di puncak.

Selasa, 05 Januari 2016

Pergantian Tahun di Sumenep

Tak terasa malam itu telah di penghujung tahun 2015. Banyak cerita suka maupun duka telah terlewati sepanjang tahun 2015, banyak kenangan yang tak terlupa di tahun itu.. banyak pelajaran yang berarti yang dapat membuatku lebih mengerti.. lebih bisa memahami.. Tahun 2015 telah membawa kenangan yang sekaligus bisa aku buat menjadi pengalaman dan pelajar untuk masa yang akan datang..
Kala itu aku menikmati malam pergantian tahun di Sumenep. Jujur baru pertama kali aku datang ke kota Sumenep. Memang saat ini Pulau Madura menjadi salah satu destinasi tempat wisata yang lagi rame-ramenya dikunjungi, itu yang menjadi alasanku berkunjung ke sumenep. Kabupaten yang terletak di ujung timur Pulau Madura. Pulau Madura terletak di utara kota Surabaya. Pulau yang terdiri dari empat Kabupaten yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Saat memasuki sumenep panorama pantai menjadi menu disepanjang perjalanan menuju rumah Ismi, teman sekosanku.
Awalnya tujuanku datang ke sumenep ingin menikmati keindahan pantai yang ada di sumenep salah satunya ingin menikmati pulau Gililabak. Namun sayang sekali aku hanya bisa gigit jari karena saat itu cuaca lagi tak bersahabat, angin dan ombak lagi besar-besarnya. Selain itu dalam 1 kali penyebranyan juga butuh sekitar 500ribu, kalo cuma berdua kami sangat keberatan hehee
Tapi aku tak berkecil hati masih banyak lokasi dan kuliner yang perlu dicoba di sumenep. Lokasi pertama saat aku di sumenep aku diajak temenku melihat museum keraton sumenep. Museum yang dahulunya menjadi tempat persinggahan para raja dan ratu keraton sumenep yang sekarang hanya menorehkan tinta sejarah kebudayaan madura. Aku juga berkunjung ke Masjid Jami’ Sumenep yang letaknya di depan alun-alun, ke pelabuhan dan rumah tua di kalianget selain itu juga menyempatkan datang ke Asta Tinggi salah satu maskotnya kota sumenep. Saat di sumenep aku coba kuliner yang belum pernah aku tau seperti Apen itu makanan seperti kue apem tapi lebih tipis makannya disiram dengan juruh (air gula merah). Campor itu lontong dikasih bihun kemudian dikasih saos kacang dan disiram dengan kuah kaldu, mantap rasanya.
Sumenep memang daerah di madura yang budayanya masih halus sendiri ketimbang yang lainnya. Seru menikmati pergantian tahun di sumenep, baru kali ini menikmati di daerah orang. Gak rugi pokoknya maen ke sumenep meskipun pantainya belum terjamah olehku haha