Minggu, 23 November 2014

HAPPY 6rd (failed) ANNIVERSARY

   Sebenernya Aku gak nyesel sama keputusan kita, aku dan kamu. Karena aku sadar suatu saat nanti kamu bakalan tau siapa yang benar-benar sayang sama kamu.
Coretan-coretan di binderku yang mungkin sama sekali gak pernah kamu sentuh padahal kamu adalah sosok yang selalu hadir di pikiran aku. Ya, emang sosok itu bukan lagi siapa-siapa dalam hidup aku. Dulu, sosok itu nyata, sosok itu hadir, sosok itu menemani, setia, selalu ada. Ya, dulu, dulu dan dulu. Gak bisa ngelak. Dulu emang indah, bukannya aku gakmau lupain semuanya, tapi sosok itu udah terlalu masuk ke hatiku. Ini salah siapa? Salahmu? Tentu  bukan, mana mungkin aku menyalahkan sosok orang yang sampai sekarang menjadi semangat disetiap nafasku. Mhihiii. Mungkin Ini salahku, salahku yang terlalu sayang, salahku yang terlalu berharap lebih jauh, salahku yang terlalu menginginkan untuk selalu bersamamu. Maaf, aku bukan pelupa yang hebat. Kamu sudah terlalu lama ada disini, dan sampai saat ini belum tercetus niatku untuk melupakan dan membuang semua cerita antara aku dan kamu, dulu.
Kenapa? Kenapa semuanya harus seperti ini? Aku tau kamu udah lupain semuanya. Tapi, kenapa aku ngga bisa ;(  Walaupun aku tau, kamu disana udah sama yang lain, bersama dia yang selalu bisa mengembangkan senyummu. Sementara aku, aku masih tetap tegar bersama sifat munafikku. Aku masih berusaha tersenyum dan berpura-pura kalau aku ikut bahagia dalam kebahagiaanmu bersamanya.
Aaah, kenapa kamu terus yang mendominasi otakku? Rasanya baru kemarin kamu bilang kalo kamu sayang sama aku. Ya, baru kemarin. Seandainua kita mampu lebih sabar menahan egois kita. Tapi kalau terus menerus salah satu dr kita yang bersabar, bukan cinta namanya. Karena yang kutau cinta itu adalah dua perasaan yang disatukan. Sedangkan kita? Apa pernah kamu menahanku saat aku tengah marah? Jadi, ya kalau dipikir-pikir semuanya lebih baik diputuskan walaupun penyesalan dan rasa rindu itu datang. Bahkan selalu datang. 
semenjak putusnya kita yang terakhir. Apakah munafik jika aku masih berkata, rasa sayang ini masih ada untukmu? Jujur ya, semakin aku berusaha untuk pudarkan rasa kepadamu, semakin besar ingatan ini mengajakku mengenang segala tentang kita berdua.
Entahlah, sampai kapan rasa ini akan terus ada dan terus menghantuiku. Jujur, letih rasanya berharap pada suatu yang tak pasti. Disini, masih ada aku dengan kenangan bersamamu. Disana, sudah ada dia yang mungkin telah geserkan posisiku. Disini, ada aku yang terluka karena mencintaimu. Disana, ada kamu yang sudah bahagia karena tak perlu mencintai wanita yang tidak sempurna sepertiku. Disini, ada aku yang terus diajak oleh masa lalu untuk terus mengenang kamu yang dulunya bermakna di hatiku. Disana, ada kamu yang bahkan mungkin sudah lupa akan kenangan bersama kita.
"Happy Anniversary 6 tahun ya, Hari ini, 23 November adalah hari jadi kita. Aku masih anggep tanggal itu sebagai hari jadi aku dan kamu. Cerita indah itu telah usai dan kini aku rayain hari jadi kita seorang diri. Ya, mau gimana lagi? Mengharapkanmu? Aku rasa itu mustahil, jangankan merayakannya, membalas pesanku saja kamu sudah enggan. 
Haruskah air mata ini selalu menemani setiap hari jadiku denganmu? Kapan semuanya akan berakhir? Kapan aku akan berhenti mengharapkannya? Kapan aku akan berhenti melupakan hari jadi ini? Aku terlalu lemah untuk melupakan itu, karena itu sudah terlalu dalam masuk ke otakku.
Haruskah aku terus menerus menampakkan senyuman palsu di depannya bersama kekasih barunya? 
 Happy 6rd Anniversary ya!
Tanggal terbaik yang pernah ada 23 November 2008, dicintai oleh pria sebaik kamu. Segala kurangnya aku bisa diterima dengan baik olehmu. Rasanya pernah dijagain kamu itu, adalah hal terbaik yang pernah ada di hidupku. Rasanya pernah disayangi sepenuh hati olehmu itu, adalah kado termanis di usiaku waktu itu. Dan kini, tinggal aku sendiri disini, mengenang kisah berdua kita, terbawa oleh angin yang ingin mengajakku kembali bernostalgia akan cerita cinta kita berdua, dulu.
Happy 6rd Anniversary!
Terima kasih untuk segala kenangannya. Segala kebaikan kamu. Semua waktu yang udah kamu relakan untuk dihabiskan bersamaku selama 5tahun lebih 4bulan itu. Untuk semua rasa perhatian dari kamu yang terus perhatikan aku. Untuk semua rasa sayang kamu yang dulunya tulus tak memandang aku dari apapun. Untuk semua barang-barang pemberianmu yang pernah kamu berikan, vidio beserta kejutan-kejutan setiap hari ulang tahunku. Pernah dicintai oleh kamu itu adalah kado. Pernah dimiliki oleh kamu itu adalah indah. Pernah dijaga oleh kamu itu adalah hal yang takkan pernah kulupakan seumur hidupku.
Mungkin, semua kenangan itu sudah berhasil tak datangi kamu lagi. Mungkin, kamu sudah melupakan segala tentang kita. Bahkan, mungkin kamu sudah berhasil lupakan segala pengorbanan yang kamu lakukan hanya demi aku.
Terima kasih untuk semuanya. Mungkin ini tulisan terakhir dariku untukmu.
Sekali lagi, hanya aku dan Tuhan yang tau seperti apa rasa sayangku padamu. Selamat tinggal masa lalu. Maaf kali ini aku akan benar benar tidak peduli. Maaf!

Sabtu, 22 November 2014

Perpisahan


Perpisahan selalu hadir disaat kita belum siap kehilangan seseorang. Saat kita masih sangat mencintai seseorang dan saat kita masih membutuhkan orang itu dalam banyak hal. Kenyataan terburuk yang harus kita terima adalah orang yang kita cintai itu akan hilang untuk sementara atau mungkin selamanya.
           "Pernahkah terpikir dalam benak bahwa perpisahan adalah akibat dari sebuah pertemuan?"
Pertemuan yang terencana, yang telah disiapkan oleh Tuhan agar kita bertemu dengan seseorang makhluk ciptaan-Nya.
         Setiap pertemuan pasti menghasilkan rasa. Entah rasa tertarik, rasa benci, rasa mencintai, rasa ingin melindungi, termasuk rasa takut kehilangan. Kenyataan terburuk yang harus kita ketahui dari sebuah pertemuan adalah sesuatu yang tak pernah kita duga. Ya bahwa pertemuan sebenarnya adalah kata selamat tinggal yang belum terucapkan. Terkadang, mereka yang memutuskan untuk saling pisah adalah mereka yang masih saling jatuh cinta
  Perpisahan pasti dialami oleh setiap orang. Entah saya, kamu, kita dan mereka. Saya pernah mengalami perpisahan dengan seseorang atau banyak orang yang saya cintai. Kalian juga pasti pernah merasakan hal yang sama bukan?
Ketika perpisahan membuat suatu pribadi jatuh dititik terlemahnya, ketika perpisahan menjadikan seseorang tak mampu lagi untuk berdiri, hanya ada satu kata yang ingin kita ucapkan kepada dia yang telah pergi, "kembalilah".
         Yang belum pernah terfikirkan dalam suatu perpisahan adalah akan ada sebuah pertemuan lagi yang akan menyadarkan kita, bahwa kehilangan adalah tanda kita segera menemukan. Menemukan hal baru yang belum pernah kita ketemukan, bertemu dengan seseorang yang belum pernah kita ketemui, berkenalan dengan suatu pribadi yang belum pernah kita ketahui sebelumnya.
          Diluar sana, perpisahan diartikan dengan berbagai hal.
Ada yang mengartikan bahwa perpisahan adalah akhir hidup. Dan ada juga yang mengartikan bahwa perpisahan adalah awal perjumpaan.
Bagaimana dengan kita?
Apakah perpisahan masih menjadi alasan kita untuk menangis semalaman?
Apakah perpisahan masih menjadi alasan kita untuk menutup diri dan menutup hati dari orang-orang baru yang berusaha masuk dalam hidup kita?
Ketahuilah, perpisahan itu sama seperti aksi dan reaksi, terjadi lalu menyebabkan akibat. ^_^
          Perpisahan adalah bagian dari rencana Tuhan untuk membuat kita lebih dewasa. Percayalah, Tuhan melihat kita dari jarak yang tidak kita ketahui. Dalam tangannya, Dia telah merancang rencana khusus untuk saya dan kamu. Dia itu Maha Adil. Ketika Dia mengambil emas yang kita miliki, maka Dia akan menggantinya dengan berlian. Dan ketika Dia mengambil seseorang yang engkau cintai, maka Dia akan menggantinya dengan seseorang baru yang suatu saat akan lebih kamu cintai.

Selasa, 11 November 2014

Hujan Bulan November

Ini tentang November.
Seperti setahun yang lalu, November masih semenarik dulu.
Mungkin karena ini adalah bulan jadian kita, mungkin juga karena setiap bulan November aku selalu merasakan sesuatu yang berbekas.
           November kali ini, kamu sudah tidak menggenggam tanganku, mengisi sela jari-jariku dengan jari-jarimu. Kamu tidak perlu lagi aku cari cari. Tidak perlu aku impikan ketika rindu begitu sialan datang tanpa sempat aku cegah. Kamu benar benar tak disini, berjanji sehidup semati. Dan menawarkan membangun masa depan bersama-sama.
           Kamu tahu mengapa November kali ini sudah tidak istimewa, paling istimewa dari November- november sebelumnya?
Karena pada malam November kemarin aku menyadari, akan ada November terindah di tahun tahun berikutnya. Aku menyadari keistimewaan itu adalah karena aku telah memilikimu.Tapi nyatanya tak sesuai harapan..
          Seperti setahun yang lalu, aku pernah mengatakan kepada seseorang "hujan di bulan November selalu romantis."
iya, November bagiku selalu romantis dengan hujannya.
          Biasanya aku tidak akan pernah senang dengan hujan. Iya... basah, dingin, petir, bagiku itu sangat menyebalkan. Alasan dulu aku sempat menyukai hujan adalah karena aku berharap dapat melihat pelangi seusai hujan reda. Tetapi aku tidak pernah menemukannya. Tidak lagi sekarang. Jadi, sekarang ketika hujan mengguyur aku selalu berharap agar segera berhenti.
         Sampai pada beberapa waktu yang lalu, untuk pertama kalinya aku tidak menginginkan hujan berhenti. Kamu memperkenalkan aku dengan sisi hujan yang lain, hujan yang tidak perlu disebali, hujan yang tidak perlu diburu buru. Kamu mengajarkan aku menikmati hujan. Dengan caramu menggenggam tanganku sambil melihat hujan, dengan caramu bercerita tentang mimpi mimpi kita. Aku pun masih begitu jelas mengingat, saat kamu menyanyikan lagunya utopia-hujan.
        Kamu memperkenalkanku keromantisan dari sesuatu yang sempat kubenci. Bukankah itu hebat?
November ini, aku bahkan masih tak percaya, aku tidak bisa menikmati hujan denganmu.
"Karena hujan pernah menahanmu disini, untukku"

Rabu, 05 November 2014

Secret Admirer


Berawal dari sapaan kecil kemudian memperdalam hingga menimbulkan presepsi jika ini cinta. Berawal  dari perhatian kecilmu hingga menimbulkan presepsi ini rasa suka. Berawal dari aku yang mengagumimu menjadi jatuh cinta sehebat ini setelah kamu datang membawa secerah harapan. Aku hanyalah gadis yang selalu diam ketika melihatmu dari kejauhan. Tak berani menyapamu, menegurmu, bahkan berbincang denganmu
Aku hanyalah gadis yang memperhatikan mu diam diam setiap kali kamu berbicara di hadapan orang banyak, ketika kamu mengemukakan pendapatmu, ketika kamu beradu pendapat. Sungguh.. Kharismamu membuat hatiku terpana. Aku tertarik magnetmu yang begitu kuat.

Kharismamu begitu hebat. Siapa yang tidak mengenalmu? Siapa yang tidak mengagumimu? Siapa? Beri tahu aku, agar aku menjadi satu satunya gadis yang mengagumimu sedalam ini. Nyatanya... banyak gadis gadis disana yang mungkin memperhatikanmu, bedanya mereka bertindak, berlomba lomba memperlihatkan rasa sukanya terhadapmu, mereka berlomba merebut perhatianmu, mereka melakukan berbagai cara hanya untuk bertemu dengan kedua bola matamu.
Sementara aku? Aku hanya berjalan dihadapanmu, hanya diam saat kamu melewati ku, aku tidak bisa mencuri kedua bola matamu untuk melihatku disini. Atau aku harus melambaikan kedua tanganku? Kemudian kamu akan menghampiriku lalu bertanya “ada apa?” rasanya tidaak. Aku tidak seberani itu. Aku tidak senekat itu. Apa yang bisa aku lakukan saat kedua bola mata kita bertemu? Apa yang bisa aku lakukan saay kamu mengajak ku bicara? Aku diam. Ragaku tak berkutik. Nyaliku terlalu sedikit untuk menghadapi kedua bola matamu yang tajam. Aku terlalu tersipu untuk menghadapi senyumanmu yang teramat manis. Aku terlalu takut berhadapan dengan sosok yang berkharisma sepertimu.

Aku tidak sehebat itu dalam menarik perhatianmu. Aku tidak seagresif itu untuk menunjukkan rasa kagumku. Bagiku, melihatmu dari kejauhan sudah cukup membuatku tersenyum. Bagiku, memperhatikan gaya bicaramu ketika memimpin diskusi sudah membuatku merasa bangga, mengagumi sosok berkharisma sepertimu. Aku sudah cukup tersenyum, melihat senyum manismu, tawamu, suaramu saat berada dalam saat forum. Kharismamu bak magnet yang menarik setiap mata yang melihatmu.

Pesona mu saat memetik gitar, membisukan setiap jiwa yang melihatmu.. begitu indah. Pesonamu ketika menggoreskan pensil dan tinta hitammu ke kertas putih mendamaikan setiap jiwa yang menyaksikannya. Kamu. Kamu seperti bisa segalanya. Jiwa leader yang terpanjar yang terpancar dari auramu begitu kuat. Motivasimu selalu jadi penguat. Tekat mu begitu bulat. Kamu begitu sempurna untukku. Memang setiap mengagumi, kita hanya bisa melihat sisi buruknya. Bukankah setiap manusia m3miliki baik dan buruknya? Tapi ketika kita dikuasai oleh rasa kagum, semua menjadi buta. Semua menjadi baik baik dan baik. Tidak ada cacat sedikitpun darinya dimata kita. Tapi tidak denganku, aku bisa melihat sisi baik dan burukmu. Kamu terlalu menakutkan jika kamu dikuasai oleh amarahmu. Kamu terlihat angkuh di depan anak anak baru, sikapmu menakutkan. Sikapmu mungkin menunjukkan ketegasan, tapi bagi mereka yang tidak mengenalmu mereka akan merasa takut dengan sikapmu yang dingin, jutek, dan ketus.

Kamu begitu sempurna. Kamu seperti matahari yang terus memberikan sinarnya meski seorang diri di atas sana. Kamu seperti bintang yang indah bila dilihat, yang diam diam mengukir senyuman nagi setiap jiwa yang melihat bintang di atas sana. Kamu jauh.. kamu tinggi. Bagi gadis sepertiku, aku bisa apa untuk memetik ketinggian sana? Aku hanyalah gadis yang berdiam diri dibawah gelapnya malam, aku hanya bisa melihat bintang itu dari kejauhan, dan tersenyum saat melihatnya. Samaa. Sama seperti saat melihatmu dari kejauhan, aku hanya bisa tersenyum, karna aku tau, aku tak mungkin menggapaimu diatas sana. Iyaa.. aku tak mungkin bisa mencuri hatimu bintang. Aku tak mungkin bisa memetikmu, kamu terlalu tinggi. Aku tak sehebat itu untuk meluluhkan hatimu.
Jika nanti suatu saat Tuhan mengizinkan aku untuk meraih kedua bola matamu dihadapanku, aku tidak perlu bicara banyak. Aku hanya akan menatapmu, memberitahumu jika selama ini akulah gadis pengagummu dari tatapan mataku. Aku tau kamu bisa merasakannya, tatapan matamu saja tajam sekali, bagaimana mungkin kamu tidak bisa melihat rasa kagumku yang begitu dalam. Aku hanya ingin meminta waktumu sebentar, aku hanya ingin menatapmu dari dekat, aku hanya ingin  memberitahumu lewat pertemuan kedua bola mata kita yang saling menatap, dalam waktu yang singkat, aku akan utarakan rasa yang melekat. Rasa kagum yang begitu kuat. Disekelilingmu begitu banyak gadis yang juga mengagumimu, kamu bisa mengetahui itu dari sikapnya kan? Tapi aku.. aku hanya gadis yang tidak seberani itu menunjukkan sikapku padamu. Aku takut sakit. Sakit saat sikapku tidak kamu gubris. Aku lebih baik diam dalam rasa ini, aku hanya gadis pengagummu yang setia memperhatikanmu setiap kali kamu di hadapanku, aku hanya gadis pengagummu yang setia mencari tau tentangmu, meski akhirnya hanya akan menyakitiku, tapi itulah aku. Aku hanya gadis pengagummu yang haya bisa diam diam mencuri kedua bola matamu untuk menatapku, aku hanya gadis pengagummu yang hanya bisa berdiam saat kamu berjalan tepat dihadapanku, aku hanya gadis pengagummu yang tidak bisa lagi mendiskripsikan tentangmu. Kamu terlalu hebat, kamu terlalu tinggi. Sementara aku? Hanyalah gadis pengagummu yang tak pernah kamu lihat "W"

Selasa, 04 November 2014

Aku dan Ombak



Warna langit menguning kemerahan. Hamparan air laut pun terlihat kemilau. Di ujung sana, matahari sebesar bola  tersenyum melambai.

Ini sudah senja, kawan "aku harus pulang", katanya.

Sementara ombak masih sibuk menari, maju mundur, meliuk dengan terampil. Sesekali menghampiri kakiku seperti mengajakku berdansa. Aku berlari kecil menghindarinya, ingin mengajaknya bercanda dan mengakui bahwa "aku terlalu malu pada kelincahanmu ombak".

"Ahh...sudah lama tidak melihat warna dunia yang seperti ini..indah", gumamku.

Ombak kembali menggodaku, dia sungguh tak pernah lelah. Maju, mundur, menggulung, melebar menumpahkan dirinya pada pasir-pasir lembut. Seperti anak kecil aku bertanya sendiri, "bagaimana ombak bisa bergerak tiada henti seperti itu, tak pernahkah dia mengeluh pada-NYA, tak pernahkah dia merasa bosan?"

Angin sepoi mengibaskan jilbabku, aku tersadar akan sesuatu. Bahwa Allah menciptakan segala sesuatu tak pernah sia-sia. Di setiap peristiwa pasti ada maknanya.

Andai aku bisa seperti ombak, yang tetap bisa membuat semua orang yang melihatnya merasa senang dan damai. Bahkan di sebelah sana kulihat anak-anak sungguh ceria berlarian menikmati indahnya irama sang ombak.

Keindahan ombak adalah karena dia menjadi sebenar-benar ciptaanNYA yang selalu tunduk. Dia menjalankan tugas dari-NYA dengan rasa tulus, dan ombak pun seakan berdzikir dengan ketundukannya.

Kehidupan pun seperti ombak, maju, mundur, pasang dan surut tiada henti. Kadang hidup kita putus asa, menggulung dan menghempaskan hati kita ke dalam keputus-asaan. Tapi lihat, sepertinya ombak tak pernah merasa bosan dengan semua tugas dariNYA. Dengan ketulusan dia menjalani semua, hingga akhirnya dia seperti irama sebuah lagu.. yang sangat indah ketika dinikmati. Dia memberi keceriaan dan kedamaian.

Maka jalani kehidupan dengan tulus dan tetap mendekatkan diri padaNYA. Walaupun hidup ini berat, kadang harus mengalami pasang, surut seperti ombak.. tapi dengan ketulusan kita, kehidupan kita akan menjadi sebuah irama yang indah untuk dinikmati :)

Dia Dalam Kisahku



Aku hanya bertahan pada keyakinanku, iya.. keyakinan untuk tetap menyayangimu.. meskipun aku tau, ini tak mudah untuk kita lalui. Tapi.. bahagiaku itu adalah kamu. Senyumku adalah kamu. Penyemangatku adalah kamu. Dan hidupku adalah KAMU. Maka.. tidak ada alasan bagiku untuk berhenti menyayangimu sesulit apapun yang harus aku hadapi akan aku lewati. Aku kuat karna kehadiranmu, bohong jika aku mengatakan aku tidak bahagia bersamamu, kebahagian dan jatuh cinta setiap harinya selalu aku rasakan di sela hembusan nafasku, nafasku yang ku hirup beriringan dengan kasih sayangmu yang selalu menemani ketenanganku.. semangatmu yang selalu memberikan pelangi keindahan dihatiku.. dan perhatianmu yang selalu memberikan ketenangan  disetiap waktu yang ku lewati..
Aku tau ini sulit.. aku tau ini adalah hal yang tidak pernah aku dan kamu bayangkan, tapi ini takdirnya, ini garis kehidupanku yang telah ditulis sang pencipta sehingga aku dan kamu bisa memiliki rasa sayang seindah dan seluarbiasa yang belum pernah aku rasakan..
Tuhan pernah mempertemukan kita dalam waktu yang seharusnya saat itu kamu dan aku bisa saling mengenal, tapi.. pertemuan saat itu belum menjadi sebuah rasa yang kini tengah kita rasakan. Justru perasaan itu datang terlambat, ketika pertemuan tak dapat sesering kita lakukan, tapi perasaan rindu it uterus membanjiri dan menghanyutkan aku dan kamu. Ketika kita berada dalam jarak yang ber beda, ketika itu pula tuhan menciptakan titik demi titik rasa yang kini menjadi seperti sebuah bukit yang tinggi menjulang. Aku layaknya seorang yang sedang menadaki gunung, semakin aku tanjaki aku semakin takut melihat kebawah, karena semakin aku tapaiki bukit yang paling tinggi, maka akan sakit pula rasanya ketika aku harus terjatuh nanti..
Tapi aku selalu menyadari, tidak pernah ada tangisan dan kesedihan yang tidak dibalas dengan senyum kebahagiaan, aku hanya menyadari perasaan sayang ini akan tetap ada selamanya, takan terhapus, tersimpan rapih disudut hatiku dan takan terjamah oleh siapapun.
Aku ingin menjadi yang terakhir untukmu, apa permintaan itu terlalu berat? Mungkin.. karena tidak ada yang pernah tau bagaimana dan seperti apa kedepannya. Tapi… bukankah aku dan kamu sama sama menginginkan kita agar selamanya bersama? Tuhan tiak tidur.. apa yang aku dan kamu rasakan, tuhan juga pasti ikut merasakannya.. apa ini jawaban tuhan? Baik aku dan kamu masih tetap bertahan meski semuanya tidak mudah untuk kita lalui, terlebih ketika rindu perlahan datang  dan sedikit demi sedikit rindu itu menjadi bukit. Yang dibutuhkan hanya Pertemuan dan Pelukan kasih sayang. Tapi nyatanya pertemuan dan pelukan tidak semudah itu untuk kita rasakan. Kita berlindung pada rindu yang terus membanjiri dengan Do’a.. iya, aku selalu menyebut namamu dalam Do’a, aku menghapus rinduku dengan mendokan mu agar semua tetap utuh seperti apa yang aku harapkan, seperti mimpi dan keinginan kita. Do’a adalah caraku memelukmu dari sini, Do’a adalah caraku meyakinkan tuhan jika aku bahagia ketika bersamamu, aku percaya tuhan mendengar do’a ku..
Tuhan tau apa yang terbaik untuk kita.. tuhan tau alas an mengapa kita dipersatukan dengan hal yang tidak biasa seperti ini. Tuhan begitu menguji kesabaran dan kesetiaan dalam kisah yang kita lalui kali ini.
Bagiku melepas rindu dengan mendengar suaramu saja sudah cukup, meski terkadang aku tersudut ketika ingin memelukmu dan memanjakanmu, lagi dan lagi aku harus bersabar menunggu waktu pertemuan itu datang. Tapi aku sabar… aku sabar untuk kamu dan untuk kita. Kesabaran ku adalah bentuk pengakuan ku jika memang kebagiaanku adalah kamu. Kesabaranku adalah bukti ketulusan jika aku menyayangimu dan menginginkanmu.
Jika waktu yang aku tunggu tidak pernah datang dikemudian hari, dan jika jawaban tuhan atas cintaku dan cintamu tidak seperti apa yang kita harapkan, aku disini, tidak pernah menyesal menghabiskan waktuku hanya untuk menunggu kedatangan dan cintamu, aku tidak pernah menyesal telah memberikan hatiku untuk kamu miliki. Aku tidak pernah menyesal dengan apa yang telah aku jalani. Pernah mencintaimu adalah anugrah tuhan untukku bisa merasakan bahagia memiliki dan dimiliki olehmu.
Setiap kata yang terucap darimu adalah ketenangan dan kebahagiaan tersendiri untukku. Jalan kita masih panjang, banyak aral dan liku yang harus kita lewati bersama. Hanya dengan bersamamu, aku bisa. Hanya dengan bersamamu, aku kuat. Jalan yang kita lewati tak akan selamanya lancar dan mulus, cobaan dan permasalahan pasti ada menjadi batu kerikil dalam perjalanan kisah kita. Jika kita berdua mampu percaya dan menjaga keutuhan yang telah kita bangun, semuanya akan baik-baik saja. Do’a. iya.. hanya itu, hanya itu yang kamu dan aku andalkan. Aku hanya membutuhkan kamu untuk menggenggam tanganku lalu berjalan bersama mencari tujuan dari perjalanan panjang yang kita lalui.. tujuan yang menjadi mimpi kita berdua, adalah sama sama menjadi cinta terakhir..
Kita pernah merajut asa dan rasa, merangkai mimpi dalam nada dan irama. I FEEL WHAT YOU FEEL, I WANT WHAT YOU WANT…
Kamu dalam kisahku, menajdi cerita yang tak mungkin terlupa, cinta yang seperti ini yang mungkin tidak pernah aku rasakan selain bersama kamu..
Aku bukan mengeluh atas apa yang aku rasa, tapi ini adalah beban yang harus kita lewati bersama.. malaikatku, aku ingin kamu yang menghiasi hidupku dengan nafasmu.. Renungilah semua.. kita sama sama punya rasa, kita sama sama punya cinta.. Hariku akan sepi jika tanpa tawamu, Semangatku berkurang jika tanpa lirih suaramu, Hatimu adalah lautan terluas yang mampu membuatku tenggelam jauh bersama angan dan cintamu. Saat malam mungkin hanya ada bintang yang menjaga tidurmu, tapi.. disini ada aku yang selalu menjaga hatimu tanpa mengenal rasa lelah. Aku bertahan atas keinginan dan kepercayaan hatiku, aku bertahan karena aku ingin kamu menjadi tempat terakhir dari perjalanan panjangku. Jika memang takdir berpihak pada kita, ku yakini kamu selalu milikku.