Sebenernya Aku gak nyesel sama keputusan kita, aku dan kamu. Karena aku
sadar suatu saat nanti kamu bakalan tau siapa yang benar-benar sayang
sama kamu.
Coretan-coretan di binderku yang mungkin sama sekali gak pernah kamu sentuh padahal
kamu adalah sosok yang selalu hadir di pikiran aku. Ya, emang sosok itu
bukan lagi siapa-siapa dalam hidup aku. Dulu, sosok itu nyata, sosok itu
hadir, sosok itu menemani, setia, selalu ada. Ya, dulu, dulu dan dulu.
Gak bisa ngelak. Dulu emang indah, bukannya aku gakmau lupain semuanya,
tapi sosok itu udah terlalu masuk ke hatiku. Ini salah siapa? Salahmu?
Tentu bukan, mana mungkin aku menyalahkan sosok orang yang sampai
sekarang menjadi semangat disetiap nafasku. Mhihiii. Mungkin Ini
salahku, salahku yang terlalu sayang, salahku yang terlalu berharap
lebih jauh, salahku yang terlalu menginginkan untuk selalu bersamamu.
Maaf, aku bukan pelupa yang hebat. Kamu sudah terlalu lama ada disini,
dan sampai saat ini belum tercetus niatku untuk melupakan dan membuang
semua cerita antara aku dan kamu, dulu.
Kenapa? Kenapa semuanya harus seperti ini? Aku tau kamu udah lupain
semuanya. Tapi, kenapa aku ngga bisa ;( Walaupun aku tau, kamu disana
udah sama yang lain, bersama dia yang selalu bisa mengembangkan
senyummu. Sementara aku, aku masih tetap tegar bersama sifat munafikku.
Aku masih berusaha tersenyum dan berpura-pura kalau aku ikut bahagia
dalam kebahagiaanmu bersamanya.
Aaah, kenapa kamu terus yang mendominasi otakku? Rasanya baru kemarin kamu
bilang kalo kamu sayang sama aku. Ya, baru kemarin. Seandainua kita
mampu lebih sabar menahan egois kita. Tapi kalau terus menerus salah
satu dr kita yang bersabar, bukan cinta namanya. Karena yang kutau cinta
itu adalah dua perasaan yang
disatukan. Sedangkan kita? Apa pernah kamu menahanku saat aku tengah
marah? Jadi, ya kalau dipikir-pikir semuanya lebih baik diputuskan
walaupun penyesalan dan rasa rindu itu datang. Bahkan selalu datang.
semenjak putusnya kita yang terakhir. Apakah munafik jika aku masih
berkata, rasa sayang ini masih ada untukmu? Jujur ya, semakin aku
berusaha untuk pudarkan rasa kepadamu, semakin besar ingatan ini
mengajakku mengenang segala tentang kita berdua.
Entahlah, sampai kapan rasa ini akan terus ada dan terus menghantuiku.
Jujur, letih rasanya berharap pada suatu yang tak pasti. Disini, masih
ada aku dengan kenangan bersamamu. Disana, sudah ada dia yang mungkin
telah geserkan posisiku. Disini, ada aku yang terluka karena
mencintaimu. Disana, ada kamu yang sudah bahagia karena tak perlu
mencintai wanita yang tidak sempurna sepertiku. Disini, ada aku yang
terus diajak oleh masa lalu untuk terus mengenang kamu yang dulunya
bermakna di hatiku. Disana, ada kamu yang bahkan mungkin sudah lupa akan
kenangan bersama kita.
"Happy Anniversary 6 tahun ya, Hari ini, 23 November adalah hari jadi kita. Aku
masih anggep tanggal itu sebagai hari jadi aku dan kamu. Cerita indah itu telah usai dan kini aku rayain hari jadi kita seorang diri. Ya, mau gimana lagi?
Mengharapkanmu? Aku rasa itu mustahil, jangankan merayakannya, membalas
pesanku saja kamu sudah enggan.
Haruskah
air mata ini selalu menemani setiap hari jadiku denganmu? Kapan
semuanya akan berakhir? Kapan aku akan berhenti mengharapkannya? Kapan
aku akan berhenti melupakan hari jadi ini? Aku terlalu lemah untuk
melupakan itu, karena itu sudah terlalu dalam masuk ke otakku.
Haruskah aku terus menerus menampakkan senyuman palsu di depannya bersama kekasih barunya?
Happy 6rd Anniversary ya!
Tanggal terbaik yang pernah ada 23 November 2008, dicintai oleh pria sebaik kamu. Segala
kurangnya aku bisa diterima dengan baik olehmu. Rasanya pernah dijagain
kamu itu, adalah hal terbaik yang pernah ada di hidupku. Rasanya pernah
disayangi sepenuh hati olehmu itu, adalah kado termanis di usiaku waktu
itu. Dan kini, tinggal aku sendiri disini, mengenang kisah berdua kita,
terbawa oleh angin yang ingin mengajakku kembali bernostalgia akan
cerita cinta kita berdua, dulu.
Happy 6rd Anniversary!
Terima
kasih untuk segala kenangannya. Segala kebaikan kamu. Semua waktu yang
udah kamu relakan untuk dihabiskan bersamaku selama 5tahun lebih 4bulan itu.
Untuk semua rasa perhatian dari kamu yang terus perhatikan aku. Untuk
semua rasa sayang kamu yang dulunya tulus tak memandang aku dari apapun. Untuk semua barang-barang pemberianmu yang pernah kamu berikan, vidio beserta kejutan-kejutan setiap hari ulang tahunku.
Pernah dicintai oleh kamu itu adalah kado. Pernah dimiliki oleh kamu
itu adalah indah. Pernah dijaga oleh kamu itu adalah hal yang takkan
pernah kulupakan seumur hidupku.
Mungkin, semua kenangan itu sudah berhasil tak datangi kamu lagi.
Mungkin, kamu sudah melupakan segala tentang kita. Bahkan, mungkin kamu
sudah berhasil lupakan segala pengorbanan yang kamu lakukan hanya demi
aku.
Terima kasih untuk semuanya. Mungkin ini tulisan terakhir dariku untukmu.
Sekali lagi, hanya aku dan Tuhan yang tau seperti apa rasa sayangku
padamu. Selamat tinggal masa lalu. Maaf kali ini aku akan benar benar
tidak peduli. Maaf!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar